Lahir nya Sang Serigala Sumatera
Pangeran Bernhardt adalah seorang pangeran dari Kerajaan mercia, yang dikenal karena ketampanannya dan kebijaksanaannya. Namun, takdir berubah ketika ia memakan sebuah sosis yang sudah di beri mantra hitam, akibat nya dia terkena kutukan yang membuatnya berubah menjadi manusia serigala setiap bulan purnama.
Setiap kali bulan purnama muncul di langit, Bernhardt kehilangan kendali atas dirinya dan berubah menjadi sosok yang ganas dan liar. Tubuhnya dipenuhi oleh bulu hitam dan gigi tajam, matanya menyala merah seperti bara api, dan suaranya melolong menakutkan di malam yang sunyi.
Meskipun begitu, di balik keadaan yang mengancam tersebut, ada kebaikan yang tersisa dalam diri Bernhardt. Saat ia berubah menjadi manusia serigala, ia berusaha menjauh dari keramaian dan mencari tempat terpencil agar tidak membahayakan warga sekitar.
Pangeran Bernhardt merasa bersalah atas kutukan yang menimpanya dan bersumpah untuk mencari cara untuk menghilangkannya. Dia menjelajahi dunia, mencari para ahli sihir dan penyihir yang mampu membantunya mengatasi nasibnya yang tragis.
Dalam perjalanannya, Bernhardt bertemu dengan seorang penyihir tua yang baik hati. Penyihir itu memberitahu bahwa kutukannya tidak akan bisa hilang kecuali dia memindahkan kutukan itu ke seseorang. Penyihir itu juga mengungkapkan bahwa cara untuk memindahkan kutukan tersebut adalah dengan memberikan sebuah gigitan.
Pangeran Bernhardt merasa terkejut dan bingung dengan pilihan yang sulit ini. Dia sadar bahwa jika ia memberikan gigitan kepada orang lain, ia akan menyerahkan beban kutukan yang berat ke seseorang yang tidak bersalah. Namun, pada saat yang sama, dia merindukan kebebasan dan ingin mengakhiri penderitaannya sebagai manusia serigala.
Pangeran Bernhardt merasa dilema yang mendalam antara keinginannya untuk mengakhiri penderitaannya sebagai manusia serigala dan rasa tanggung jawabnya terhadap orang lain. Dia tidak tega menyerahkan kutukan yang berat kepada siapapun, takut akan mengorbankan seseorang yang tidak bersalah.
Dengan hati yang hancur dan penuh penyesalan, Bernhardt memutuskan untuk mengasingkan diri dan bersembunyi di dalam hutan sumatera, menjauh dari semua orang. Dia memilih untuk menjalani sisa hidupnya seorang diri, tanpa mengganggu kehidupan siapapun dengan kutukannya yang mengerikan. Bernhardt hidup dalam kesepian dan kesedihan, merindukan kebebasan yang dahulu dimilikinya.
2 Komentar
Nic
Iqbal